:: How to make more money in 30 minutes a day than most people make working full time. Detak News Time 2017 :: Polisi Tasmania Rayakan 100 Tahun Hadirnya Polwan - Detak News Time

Blog Archive

Theme images by Storman. Powered by Blogger.

Wednesday, March 8, 2017

Polisi Tasmania Rayakan 100 Tahun Hadirnya Polwan

 

detak - Hobart -
Polisi wanita (polwan) berpangkat tertinggi di Kepolisian Tasmania mengatakan, hari-hari ketika polwan dipaksa untuk memakai rok dan menggunakan toilet laki-laki di tempat kerja mereka telah berlalu. Namun masih ada yang perlu diperjuangkan sebelum diskriminasi benar-benar hilang.
Tahun ini menandai 100 tahun sejak wanita pertama, Kate Campbell, bergabung dengan Kepolisian Tasmania di Hobart.
Pada tahun 1917, peran Campbell termasuk mengawasi absensi, memastikan bahwa anak-anak "selalu didampingi", berpatroli di daerah kota yang "miskin", memastikan perempuan dan anak perempuan memiliki akomodasi yang layak dan mengunjungi sejumlah lembaga publik serta pabrik-pabrik yang mempekerjakan perempuan.
Wanita kedua bergabung dengan Kepolisian Tasmania di Launceston pada akhir tahun itu, dan pada tahun 1960, ada 10 wanita yang telah dipekerjakan oleh Kepolisian Tasmania.
Polwan tak memiliki seragam sampai tahun 1970-an, era ketika jumlah perempuan yang menjadi polisi mencapai 35 orang dan upaya mengejar kesetaraan gaji dengan laki-laki dimulai.
Polwan
Polwan di Tasmania: Sersan Senior Kerrie Whitwam dan polisi senior Donna Adams (kanan). (ABC News: Rhiannon Shine)
Pada saat polwan berpangkat tertinggi di Kepolisian Tasmania, yakni Wakil Sekretaris Donna Adams, bergabung pada tahun 1987, Ia masih sangat kalah oleh jumlah laki-laki.
"Ketika saya pertama kali lulus, hal yang sangat langka untuk bekerja dengan polisi lain," sebutnya.
Ia menuturkan, "Ketika saya pertama kali pergi ke Bellerive CIB pada tahun 1990, saya harus berbagi toilet dengan laki-laki dan nama saya tertera di bilik pertama."
Sersan Senior Kerrie Whitwam -polwan terlama yang bekerja di Kepolisian Tasmania -teringat saat ia diminta untuk membuat secangkir teh di awal karirnya dan mengenakan rok dan sepatu berhak tinggi ke blokade Franklin Dam.
"Beberapa Sersan ingin agar Anda membuat secangkir teh untuk mereka dan hal-hal semacam itu," kata Sersan Whitwam.
"Ketika kami pergi ke blokade di barat daya (Franklin Dam) pada tahun 1982 dan 1983, perempuan masih harus memakai rok, sepatu hak tinggi dan stoking," imbuhnya.
Hampir 1.400 orang ditangkap karena mencoba berhenti bekerja pada proyek bendungan hidro-listrik di barat daya negara.
"Mereka menyadari setelah beberapa minggu di sana itu cukup konyol masuk ke kapal dan memanjat pohon berpakaian seperti itu, dan itu adalah ketika kita akhirnya diizinkan untuk memakai celana," kata Senior Sersan Whitwam.
"Tapi itu hanya untuk blokade bendungan Franklin, ketika kami kembali ke kantor normal dan tugas normal kami, itu rasanya seperti kembali mengenakan rok. Butuh beberapa tahun lagi sebelum celana bisa diterima," jelasnya.
Polwan termuda di Kepolisian Tasmania, yakni Mia Pennicott, mengatakan, ia tak percaya menjadi seorang perempuan adalah sebuah penghalang.
"Tumbuh besar, menjadi perempuan, bahkan tak pernah terlintas di benak saya bahwa hal itu akan menjadi faktor yang akan menghentikan saya beraktivitas apapun di kepolisian," ujar Mia.
"Dan tentu saja, sekarang saya sudah di sini, jelas bagi saya bahwa itu bukanlah faktor sama sekali," sambungnya.
Iklan lowongan unik di koran tuaSebuah iklan perekrutan kandidat perempuan di koran tua mempromosikan karir di Kepolisian Tasmania sebagai "hal yang cukup unik".
Iklan ini juga menawarkan kehidupan sebagai seorang polwan "memiliki daya tarik beragam dan tak berujung ... Anda memiliki kesetaraan 100% dengan laki-laki!"
Kini, kaum wanita berjumlah 31 persen dari keseluruhan staf di Kepolisian Tasmania dan bekerja di banyak posisi spesialis.
Polwan
Kepolisian Tasmania berupaya untuk mewujudkan komposisi jenis kelamin dalam tenaga kerja mereka 50-50. (Supplied: Tasmanian Police Museum)
Adams mengatakan, diskriminasi belum sepenuhnya sirna, tapi tak ada alasan bagi Kepolisian Tasmania untuk tak bisa mencapai komposisi 50/50 dalam susunan tenaga kerja mereka suatu hari nanti.
"Lima puluh persen, mengapa tidak? Ini hanya masalah waktu. Tantangan terbesar kami saat ini adalah memastikan bahwa kami menyediakan jalur bagi para perempuan untuk mengejar jalur promosi," sebutnya.
Ia menambahkan, "Kami mempromosikan enam inspektur wanita dalam tiga tahun terakhir, kami jelas ingin melihat peningkatan itu."
"Dan di manakah asisten komisaris polisi wanita berikutnya?," imbuhnya.
Adams dipromosikan menjadi asisten komisaris pada tahun 2011 dan baru-baru ini, menjadi Wakil Sekretaris.
Sebelumnya tak pernah ada seorang komisaris polisi wanita di Tasmania.
Komisaris Kepolisian Tasmania, Darren Hine, mengatakan, wanita muda dan dewasa yang bercita-cita untuk mengejar posisi dalam karir seharusnya tak memiliki hambatan.
"Kami harus selalu mengupayakan 50 persen staf wanita di Kepolisian Tasmania, itulah gambaran masyarakat sehingga kami harus mewakili masyarakat," sebut Komisaris Hine.[dtk]

0 on: "Polisi Tasmania Rayakan 100 Tahun Hadirnya Polwan"

BTCClicks.com Banner